Hidup ini tidak adil (?)
Dulu, aku sering bertanya: kenapa hidup ini seolah tak adil?
Anak-anak yang tak tahu apa-apa harus menanggung beban yang ditinggalkan oleh orang tuanya.
Waktu kecil diabaikan, waktu dewasa pun harus menanggung luka dan hutang batin.
Dulu, aku hanya bisa menangis dalam hati. Merasa lemah, salah, bahkan bodoh—karena mencintai dan berkorban untuk orang-orang yang tidak pernah tahu cara mencintai balik.
Tapi hari ini... aku melihat sesuatu.
Bahwa hidup memang tidak diam. Bahwa Tuhan tidak tutup mata.
Mereka yang dulu seolah berjaya, perlahan memetik hasil dari benih yang mereka tanam sendiri.
Bukan karena aku berharap mereka hancur. Tapi karena akhirnya... aku merasa lega.
Lega, karena aku tahu, Tuhan adil.
Aku tidak menertawakan penderitaan mereka.
Aku tidak gembira melihat mereka terjatuh.
Tapi aku lega, karena akhirnya aku tahu: aku tidak gila.
Aku tidak salah karena pernah marah. Aku hanya pernah dilukai.
Aku pun tak tega... tapi ini bukan tentang tega atau tidak.
Ini tentang batas kemampuanku.
Tentang kenyataan bahwa aku juga punya kehidupan yang harus diselamatkan.
Tentang hakku untuk tidak lagi menjadi korban.
Hari ini aku memilih untuk tidak lagi menyesal.
Apa yang kuperjuangkan dulu tidak sia-sia.
Aku mungkin kehilangan banyak hal—masa muda, kemandirian, bahkan waktu untuk diriku sendiri.
Tapi aku juga dapat banyak hal: kekuatan, kebijaksanaan, keberanian, dan hati yang peka.
Dan yang terpenting...
Aku tidak kehilangan nilai-nilai yang ada dalam diriku.
Sementara mereka, perlahan kehilangan semuanya—harta, kepercayaan, bahkan waktu.
Komentar
Posting Komentar