A Memory to Remember
Memang semua pertemuan di akhiri dengan adanya perpisahan. Dan kedua hal tersebut tidak dapat terpisahkan. Karena itu memang sebuah takdir. Seperti halnya aku. Harus berpisah dengan masa putih abu-abu yang menyenangkan. Semua perasaan berkumpul jadi satu. Sedih, senang, susah, haru mewarnai hari-hariku dulu. Dan sampai sekarang pun masih berbekas. Seperti lagu jaman dulu, terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenangkan.
Aku mau cerita tentang masa SMA ku yang menakjubkan. Dari segi manapun. Guru, teman-teman dan suasananya luar biasa hebat. Sebenarnya cukup sulit untuk mengekspresikannya dengan kata-kata. Karena tidak ada kata yang dapat mengungkapkan segala perasaan luar biasa ini.
Namanya SMAIT Ihsanul Fikri. SMA baru yang terletak di kabupaten Magelang. Tidak terlalu kota, tapi juga tidak terlalu di pedesaan. SMA yang masih dikelilingi oleh sawah rumpun nan hijau. Aku senang pernah menjadi bagian dari kehidupan di IF (Ihsanul Fikri). Karena kami tinggal di satu asrama. Karakteristik luar dan dalam teman-teman rasanya sudah melekat di setiap aktivitas. Perbedaan yang beragam mampu dipadukan menjadi satu ukhuwah yang sungguh erat. Entah sudah seberapa tinggi tingkat ukhuwah kami. Tapi Insya Allah sudah lebih dari sekedar ta'aruf.
Aku sempat berfikir. IF adalah salah satu bukti bahwa masyarakat madani itu memang benar-benar ada. Dan disinilah tempatnya. Kami berlomba dan saling membantu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Berfikir visioner dan berakhlak karimah. Kami memang dididik untuk itu. Bukan hanya sekedar diajar saja. Tapi DIDIDIK.
Pendidik kami luar biasa hebat. Beliau-beliau tidak pernah letih membimbing kami untuk menjadi orang sukses dunia akhirat. Senantiasa hadir sebagai orang tua kedua yang mengasihi kami. Tak pernah ada keluhan, yang ada hanyalah kata-kata penyemangat serta doa-doa yang mereka panjatkan di sela sholat malamnya. Betapa Indonesia sangat membutuhkan guru-guru hebat seperti mereka. Yang tidak peduli dengan besarnya gaji. Yang mereka inginkan adalah bagaimana mereka menjalankan amanah mereka sebagai guru untuk mendidik murid-muridnya menjadi seseorang yang berguna untuk keluarga, bangsa, negara dan agama.
Sedih rasanya menulis postingan ini. Sekelebat memori terus hadir di dalam fikiran silih berganti. Jujur saja aku rindu. Rindu masa-masa dulu. Walau pada kenyataannya aku tidak bisa memutar waktu mundur. Waktu terus berjalan maju walaupun aku terus melihat ke belakang. Dan yang aku tahu, aku harus kembali berjalan maju dan menghadapi semua ini.
Angkatanku merupakan angkatan kedua SMAIT Ihsanul Fikri. Yang kami sebut dengan Armada. Armada sendiri memiliki kepanjangan Angkatan Remaja Muslim Generasi DUa. Kami hanya terdiri dari 53 orang. Dengan personil yang keluar masuk. Terbagi menjadi 2 kelas yaitu IPA dan IPS. Mempunyai karakteristik unik di masing-masing jurusan. Kelas IPS bernama Dewaruci Nusantara dan kelas IPA bernama Dwipa Dirgantara. Tapi ketika berkumpul kami tetap satu. Armada.
Di akhir-akhir kelas 12, di masa kami berjuang untuk ujian terakhir yaitu Ujian Nasional. Kami berjuang mati-matian untuk memperbaiki hasil dari angkatan sebelumnya. Yang aku tahu, tahun lalu sekolah kami hanya masuk peringkat sekitar 20an untuk kategori IPA dan IPS se SMA di kabupaten Magelang. Dengan semangat, ibadah dan usaha yang tinggi kami melakukan dengan semaksimal mungkin. Pada awalnya kami menargetkan untuk menjadi 3 besar se kabupaten Magelang. Lawan kami memang tangguh, seperti Taruna Nusantara misalnya. Tapi hal itu tidak meruntuhkan semangat juang kami.
Dan Allah telah menjawab doa-doa kami. Setelah melewati perjuangan itu, kami mendapatkan hasil yang menakjubkan. Kami tidak menyangka akan meraih semua itu. yang aku nggak habis pikir. Kami ini masih generasi kedua. Dan ini merupakan prestasi yang membanggakan. Prestasi yang melejit dalam waktu 1 tahun. Kami dianugrahkan peringkat ke-5 untuk program studi IPA se kabupaten Magelang :)
Disini kami bukan lah perkumpulan orang-orang pintar. Tapi kami adalah orang-orang yang mau belajar. Dan pencapaian ini tidak luput dari peran teman-teman yang belajar dengan sungguh-sungguh, peran guru-guru kami yang tidak pernah lelah mendampingi kami belajar hingga larut malam, peran orang tua kami yang selalu mendukung aktivitas kami, dan semua pihak-pihak yang sangat berjasa seperti bu dapur, pak satpam, anak-anak TPA. Keberhasilan ini adalah berkat doa-doa dari mereka juga. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat serta karuniaNya kepada orang-orang Sholeh. AMIN :D
Aku sengaja menulis postingan ini agar suatu hari ketika aku merasa letih dengan amanah dan kegiatan yang ada di kampus, aku bisa kembali bersemangat dengan mengingat betapa gigihnya perjuangan kami dulu. Betapa erat ukhuwah yang kami bangun. dan betapa efek dari doa itu sungguh luar biasa.
Selain itu sebelum aku mengakhiri postinganku kali ini, aku mau share video perpisahan yang kami buat untuk melepas dan mengenang masa-masa SMA kami yang begitu membanggakan. Have a nice day :D
Akhwat :)
https://www.youtube.com/watch?v=cmVea0U4gOw
Aku mau cerita tentang masa SMA ku yang menakjubkan. Dari segi manapun. Guru, teman-teman dan suasananya luar biasa hebat. Sebenarnya cukup sulit untuk mengekspresikannya dengan kata-kata. Karena tidak ada kata yang dapat mengungkapkan segala perasaan luar biasa ini.
Namanya SMAIT Ihsanul Fikri. SMA baru yang terletak di kabupaten Magelang. Tidak terlalu kota, tapi juga tidak terlalu di pedesaan. SMA yang masih dikelilingi oleh sawah rumpun nan hijau. Aku senang pernah menjadi bagian dari kehidupan di IF (Ihsanul Fikri). Karena kami tinggal di satu asrama. Karakteristik luar dan dalam teman-teman rasanya sudah melekat di setiap aktivitas. Perbedaan yang beragam mampu dipadukan menjadi satu ukhuwah yang sungguh erat. Entah sudah seberapa tinggi tingkat ukhuwah kami. Tapi Insya Allah sudah lebih dari sekedar ta'aruf.
Sekolahku tercinta, SMAIT Ihsanul Fikri :)
Ukhuwah kami yang tidak tergantikan :)
Aku sempat berfikir. IF adalah salah satu bukti bahwa masyarakat madani itu memang benar-benar ada. Dan disinilah tempatnya. Kami berlomba dan saling membantu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Berfikir visioner dan berakhlak karimah. Kami memang dididik untuk itu. Bukan hanya sekedar diajar saja. Tapi DIDIDIK.
Pendidik kami luar biasa hebat. Beliau-beliau tidak pernah letih membimbing kami untuk menjadi orang sukses dunia akhirat. Senantiasa hadir sebagai orang tua kedua yang mengasihi kami. Tak pernah ada keluhan, yang ada hanyalah kata-kata penyemangat serta doa-doa yang mereka panjatkan di sela sholat malamnya. Betapa Indonesia sangat membutuhkan guru-guru hebat seperti mereka. Yang tidak peduli dengan besarnya gaji. Yang mereka inginkan adalah bagaimana mereka menjalankan amanah mereka sebagai guru untuk mendidik murid-muridnya menjadi seseorang yang berguna untuk keluarga, bangsa, negara dan agama.
ini adalah satu bukti cinta dari guru-guru kami, so sweet :3
Sedih rasanya menulis postingan ini. Sekelebat memori terus hadir di dalam fikiran silih berganti. Jujur saja aku rindu. Rindu masa-masa dulu. Walau pada kenyataannya aku tidak bisa memutar waktu mundur. Waktu terus berjalan maju walaupun aku terus melihat ke belakang. Dan yang aku tahu, aku harus kembali berjalan maju dan menghadapi semua ini.
Angkatanku merupakan angkatan kedua SMAIT Ihsanul Fikri. Yang kami sebut dengan Armada. Armada sendiri memiliki kepanjangan Angkatan Remaja Muslim Generasi DUa. Kami hanya terdiri dari 53 orang. Dengan personil yang keluar masuk. Terbagi menjadi 2 kelas yaitu IPA dan IPS. Mempunyai karakteristik unik di masing-masing jurusan. Kelas IPS bernama Dewaruci Nusantara dan kelas IPA bernama Dwipa Dirgantara. Tapi ketika berkumpul kami tetap satu. Armada.
Di akhir-akhir kelas 12, di masa kami berjuang untuk ujian terakhir yaitu Ujian Nasional. Kami berjuang mati-matian untuk memperbaiki hasil dari angkatan sebelumnya. Yang aku tahu, tahun lalu sekolah kami hanya masuk peringkat sekitar 20an untuk kategori IPA dan IPS se SMA di kabupaten Magelang. Dengan semangat, ibadah dan usaha yang tinggi kami melakukan dengan semaksimal mungkin. Pada awalnya kami menargetkan untuk menjadi 3 besar se kabupaten Magelang. Lawan kami memang tangguh, seperti Taruna Nusantara misalnya. Tapi hal itu tidak meruntuhkan semangat juang kami.
Dan Allah telah menjawab doa-doa kami. Setelah melewati perjuangan itu, kami mendapatkan hasil yang menakjubkan. Kami tidak menyangka akan meraih semua itu. yang aku nggak habis pikir. Kami ini masih generasi kedua. Dan ini merupakan prestasi yang membanggakan. Prestasi yang melejit dalam waktu 1 tahun. Kami dianugrahkan peringkat ke-5 untuk program studi IPA se kabupaten Magelang :)
Disini kami bukan lah perkumpulan orang-orang pintar. Tapi kami adalah orang-orang yang mau belajar. Dan pencapaian ini tidak luput dari peran teman-teman yang belajar dengan sungguh-sungguh, peran guru-guru kami yang tidak pernah lelah mendampingi kami belajar hingga larut malam, peran orang tua kami yang selalu mendukung aktivitas kami, dan semua pihak-pihak yang sangat berjasa seperti bu dapur, pak satpam, anak-anak TPA. Keberhasilan ini adalah berkat doa-doa dari mereka juga. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat serta karuniaNya kepada orang-orang Sholeh. AMIN :D
Aku sengaja menulis postingan ini agar suatu hari ketika aku merasa letih dengan amanah dan kegiatan yang ada di kampus, aku bisa kembali bersemangat dengan mengingat betapa gigihnya perjuangan kami dulu. Betapa erat ukhuwah yang kami bangun. dan betapa efek dari doa itu sungguh luar biasa.
Selain itu sebelum aku mengakhiri postinganku kali ini, aku mau share video perpisahan yang kami buat untuk melepas dan mengenang masa-masa SMA kami yang begitu membanggakan. Have a nice day :D
Akhwat :)
https://www.youtube.com/watch?v=cmVea0U4gOw
Ikhwan :)
Komentar
Posting Komentar